Scene esports di Indonesia demikian besar. Walau demikian ranah untuk beberapa wanita termasuk masih terbatas. Bersamaan bertumbuhnya esports Indonesia, dimulai dari jumlahnya pemain dan kompetisi, bahkan juga telah ada yang sampai ranah internasional, beberapa wanita tidak dapat seutuhnya memercayakan esports sebagai mata pencarian. Khususnya menjadi pemain professional. Masalahnya kompetisi untuk beberapa ladies masih terbatas dan sedikit yang betul-betul berprestise. Hingga kemudian tampil Woman Star League. Salah satunya kompetisi yang mendadak menggedor di scene ladies khususnya untuk Mobile Legends. WSL betul-betul mengundang perhatian karena jadi salah satu kompetisi wanita dengan mekanisme liga yang berjalan. Team-team wanita berprestise mulai mengikutnya. Rekor untuk rekor berkaitan pemirsa terus mereka pecahkan. Dimulai dari playoff yang capai juta-an, sampai di reguler pada season 2 ini. ONE Esports mendapatkan peluang menginterviu salah satunya pimpinan dan penanggung jawab WSL, Kresna Sensei. Dia bicara masalah gagasan dan harapan yang jauh melewati pemikiran. "Sesungguhnya saat sebelum Corona kami ingin membuat WSL tidak cuman Mobile Legends. Tetapi ada PUBGM, Free Fire, sampai CS:GO," katanya terbatas. "Jika berbicara harapan, kami tidak pernah berekspektasi jika responsnya akan sebesar itu. Pada akhirnya mereka punyai kompetisi yang betul-betul dituruti, ada trofinya, dan jadi gelaran pembuktian ladies tidak dapat disepelekan," lebih ia. Luar biasanya Kresna tidak ingin stop. Ia ingin bawa beberapa ladies untuk tampil di gelaran internasional. Ya, mengadakan kompetisi ladies bertaraf SEA bukanlah hal tidak mungkin. "Untuk 2021 misi kami ialah ingin membuat mekanisme yang seperti MPL. Tidak lagi BO2 tetapi BO3. Next stepnya, ingin ke ranah internasional, terutamanya SEA," katanya. "Agar dapat membawa nama Indonesia dan wanita-wanita ini dapat rasakan rasanya Indo Pride seperti apakah," tutup Kresna.
Baca Juga :
1. Cara Bermain Mobile Legends RAM 512
2.
Hero Terbaru Khaleed Mobile Legends